Bapak Hermawan (70 tahun) menangis tersedu, airmata nya jatuh mengalir, dada beliau kembang kempis berusaha menghirup oksigen sebanyak mungkin. Sesuatu yang tertahan di hati nya, saat itu terpaksa keluar karena beliau tak lagi mampu menahan nya. Beliau memengang sepiring nasi milik nya dan meminta agar bisa di bungkus untuk anak dan istri nya di rumah, karena keluarga nya pun sedang menahan lapar di rumah. Lepas lah semua cerita di sela tangis nya, Pak Hermawan berjalan kaki berusaha meminta gaji nya sebagai kuli bangunan di Cibinong. Mungkin selama berjalan kaki dari Cibinong sampai di depan Warung Nasi BARU Suryakencana, Pak Hermawan mencari cara agar beliau bisa membawa uang untuk membeli makan istri dan anak anak nya di rumah yang saat itu sedang menahan lapar. Beliau pun saat itu sedang menahan lapar sejak kemarin. Karena gaji yang seharus nya beliau terima terpaksa lenyap di bawa kabur mandor kerja nya sebagai kuli bangunan. Padahal itu adalah satu satu nya harapan beliau bisa membelikan bahan makanan untuk keluarga nya. Ɓukan hanya makan yang menjadi beban pikiran beliau. Pak Hermawan dan keluarga saat ini juga sedang kesusahan tempat tinggal. Beliau dan keluarga terusir dari kontrakannya karena belum membayar beberapa bulan sehingga pakaian dan perabotan nya di tahan di kontrakan lama nya. Saat ini keluarga Pak Hermawan tinggal di bangunan bekas gudang tahu. Di akhir hari setelah Warnas BARU, kami mengantar Pak Hermawan pulang, karena beliau sudah terlihat lemas dan kelelahan dan kami menyaksikan ketika beliau mengabarkan pada keluarga nya bahwa beliau pulang dengan tangan hampa, kami menyaksikan bagaimana mereka sekeluarga berpelukan sambil menangis dan berusaha saling menguatkan. Marilah teman teman PING kita bantu Pak Hermawan, agar beliau dan keluarga bisa keluar dari kesulitan yang saat ini sedang membelit beliau. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . @partners_in_goodness
Dengan kaki terluka dan berdarah, Aki Uyung tetap berjalan mendorong gerobak nya, selain rasa sakit di kaki nya, beliau juga sedang menahan lapar karena belum makan sejak kemarin. Perjuangan beliau menjadi tulang punggung masih berlanjut meskipun raga telah hampir menyerah. Aki Uyung setiap hari berkeliling menjajakan kue rangi. Kue rangi jajanan jaman dulu yang hampir punah dan Aki Uyung bertahan hidup dengan menjajakannya. Penghasilan Aki tak banyak sekitar 40 ribu rupiah per hari, sedang uang tersebut harus beliau bagi bagi untuk mengirim istri di kampung, membayar kontrakan dan untuk beliau makan sehari hari. Namun sering kali Aki justru harus menahan perih lapar karena belum ada rupiah untuk sekedar membeli makan. Saat kami bertemu beliau, Aki sedang menahan sakit akibat terjatuh, jempol kaki nya terluka dan berdarah namun beliau biarkan dan terus berjalan. Selain luka di kaki beliau, Aki juga mengidap sakit lambung dan sering sakit sakitan. Bahkan beliau juga belum makan sejak kemarin. Untuk makan Aki sangat berhemat, terkadang beliau membeli satu porsi nasi dengan lauk tahu saja dan nasi tersebut beliau bagi dua untuk makan di malam hari nya. Sesungguh nya raga Aki Uyung sudah tak kuat untuk bekerja keras lagi, namun tuntutan makan dan nafkah membuat Aki tak memiliki pilihan lain lagi. Aki berharap beliau bisa memiliki usaha di kampung agar bisa bekerja di rumah saja. Marilah teman teman PING kita bantu Aki Uyung agar beliau bisa mewujudkan impian hari tua beliau. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio yah 🙏 . . . #bantuakiuyung #dhuafa #lansia #jatinegara #pulogadung #jakartatimur #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Meskipun malu karena penyakit yang beliau derita, namun demi makan beliau tetap bekerja menanam cabai untuk beliau jual dan hasil nya untuk membeli beras. Sehari hari Emak Ade menanam cabai dan menjual nya untuk bisa makan. Emak Ade menderita penyakit yang tidak beliau ketahui, wajah Emak Ade bengkak bengkak dan jika kambuh seluruh badan akan terasa panas dan sakit. Jika terasa sakit Emak hanya berupaya mengompres wajah nya dan minum obat warung saja, karena beliau tak ada biaya untuk berobat. Emak Ade berjualan cabai yang beliau tanam. Cabai yang di tanam beliau, akan di jual agar dapat membeli beras. Meskipun yang di dapat tidak banyak, namun yang penting bagi Emak Ade bisa membeli beras untuk makan beliau. Penghasilan yang didapat nya seringkali tak lebih dari 20 ribu rupiah. Sering kali Emak makan hanya berlauk sayuran yang didapat di sekitar beliau. Sementara suami Emak Ade juga hanya buruh serabutan yang apapun beliau kerjakan untuk mendapatkan rupiah selagi halal. Emak Ade dan suami tinggal di sebuah gubuk hasil bantuan dari warga sekitar. Sebelum nya beliau tinggal di kandang kambing karena tidak memiliki rumah, bahkan beliau pernah tinggal di saung sawah bersama bebek bebek. Mak Ade hanya berharap suatu hari nanti bisa berobat dan mengobati sakit beliau. Marilah teman teman PING kita bantu Emak Ade agar beliau bisa berobat dan tersenyum bahagia. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuemakade #dhuafa #lansia #kampungmunjul #pabuaran #subang #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
--- > Kami juga membelikan seperangkat perhiasan emas yang bisa di jadikan sebagai tabungan di masa mendatang beliau dan keluarga. Istri Pak Hermawan menangis tersedu, bahagia melampaui apa yang beliau pikirkan. Juga uang tunai yang di berikan teman teman PING untuk Pak hermawan hari itu kami serahkan ke tangan beliau. Pak Hermawan tak mampu bicara kecuali menangis dan sujud syukur atas rejeki yang Allah berikan kepada beliau melalui teman teman PING yang baik hati. Ucapan terimakasih berkali kali beliau haturkan dan Pak Hermawan serta Keluarga memanjatkan doa doa tulus memohonkan segala kebaikan untuk teman teman PING yang menyayangi beliau dan keluarga. Semoga Allah Subhanahu Wa Taa' la senantiasa mengasihi kita semua dan merahmati kita denga hati yang lembut dan rejeki yang berlimpah. . . . @partners_in_goodness
Bapak Hermawan dan istri tersedu dan seketika tak tau harus bicara apa, beliau berdua kaget dan bahagia mendapatkan rejeki yang tak terbayangkan. Allah mengganti airmata yang selama ini terjatuh di mata Pak Hermawan dan istri dengan rejeki yang tak terkira. Bapak Hermawan (70 tahun) yang sabtu lalu menyambangi Warung Nasi BARU (Bayar Seribu) dan menangis karena beliau di tipu mandor pekerjaan nya sampai harus berjalan kaki dari cibinong ke bogor dan belum makan selama 2 hari itu, kini tersenyum bahagia. Bapak Hermawan dan keluarga yang sempat terusir dari kontrakan nya, juga karena kondisi beliau yang sakit sejak sabtu itu, akhirnya kami ajak untuk tinggal sementara di Kantor Sekretariat PING untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan sementara team PING mencarikan kontrakan baru yang lebih baik dan masih terjangkau beliau. Kami mengajak Bapak Hermawan untuk berbelanja keperluan beliau dan keluarga di salah satu mall. Kami juga mempersiapkan kejutan kecil di kontrakan baru yang belum beliau ketahui. Beberapa perabotan rumah tangga baru seperti kipas, televisi dan meja nya serta lemari dan kasur sudah tertata rapi di kontrakan beliau. ... ---- lanjut part 2
Di dunia yang semakin maju, di mana gedung-gedung pencakar langit menjulang dan kemewahan terpampang di setiap sudut kota, masih ada mereka yang hidup dalam keterbatasan. Ketimpangan ini begitu nyata, seperti dua sisi mata uang yang tak pernah benar-benar bertemu. Di satu sisi, ada mereka yang bergelimang harta, menikmati kenyamanan hidup tanpa perlu khawatir tentang hari esok. Di sisi lain, ada para dhuafa—orang-orang yang setiap hari harus berjuang hanya untuk sekadar bertahan hidup. Di antara mereka yang kurang beruntung, ada para lansia dhuafa yang tetap berusaha bertahan dengan sisa tenaga mereka. Meskipun usia telah menggerogoti tubuh, semangat dalam diri mereka tak pernah pudar. Saat hujan turun dan jalanan becek, seorang kakek dengan langkah tertatih tetap berangkat menuju ke Warung Nasi BARU. Dengan jas hujan plastik tipis dan baju lusuh yang sudah bertahun-tahun melekat di tubuhnya, ia melangkah penuh harapan. Bukan karena ia tak punya pilihan lain, tetapi karena perut yang kosong dan harapan untuk bertahan hidup adalah alasan yang mendorongnya. Semoga kita semua tidak hanya menjadi penonton atas ketimpangan ini, tetapi juga menjadi tangan yang terulur untuk mereka yang membutuhkan. Karena di balik setiap piring nasi yang dibagikan, ada harapan yang diperjuangkan, ada kehidupan yang layak diperoleh, dan ada kemanusiaan yang seharusnya tetap hidup di dalam hati kita. Marilah teman teman PING kita dukung terus Warung Nasi BARU agar semakin banyak lansia dhuafa yang bisa merasakan makanan lezat bergizi. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #partnersingoodness #PING #bogor #warungnasiBARUbogor #warungnasiBARU#bayarseribu #seribu#dhuafa#fakirmiskin #megaswara #suryakencana . @partners_in_goodness
Sebuah kecelakaan yang akhirnya membuat Abah menjadi seorang disabilitas. Kaki yang patah setahun lalu tak pernah benar-benar di obati sehingga semakin sulit untuk bisa berjalan padahal setiap hari Abah masih harus bekerja mencari nafkah. Abah Karmi sehari-hari mencari rongsokan untuk dapat makan. Abah Karmi duduk ngesot dengan di alasi bahan seadanya untuk dapat bergerak menyusuri jalanan mencari barang plastik bekas untuk beliau kumpulkan, biasa nya setelah seminggu Abah Karmi akan menjual hasil rongsokan nya dan mendapatkan bayaran sekitar 30 ribu rupiah. Abah Karmi Abah Karmi tinggal bersama seorang anaknya yang mengurus beliau. Anak Abah Karmi Hanya bekerja serabutan. Abah dan anak beliau seringkali makan hanya dengan melakukan garam saja. Sakit di kaki beliau seringkali kambuh Abah kami juga sering mengalami sakit kepala Namun karena ketiadaan biaya Abah hanya bisa mengikat kaki yang sakit dengan potongan baju begitupun kepala beliau ketika sakit hanya bisa diikat seadanya untuk bisa mengurangi rasa sakitnya Abah Karmi hanya berharap suatu saat beliau bisa memeriksakan sakit di kakinya Marilah kawan-kawan ping kita bantu Abah Karmi untuk dapat mewujudkan harapan beliau. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuabahkarmi #dhuafa #lansia #kampungbojong #sukaresmi #cianjur #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Ketika keadaan semakin sulit karena sakit, hanya kepada Allah dan saling bergantung satu sama lain, sepasang lansia yang harus berjuang mencari makan meskipun kaki mereka sakit dan tak mampu berjalan dengan baik. Abah Uci dan Emak Ruqoyah membuat sapu lidi dan menjual nya berkeliling kampung. Tak ada penghasilan tetap untuk mereka, jika sapu sapu terjual mereka baru bisa membeli beras dan membayar hutang beras sebelumnya, sementara untuk lauk dan sayur, apa saja yang bisa di temukan, seperti daun genjer atau sayuran yang tumbuh di sekitar saja. Abah Uci adalah penyintas kecelakan yang merubah bentuk kaki beliau, sehingga beliau tak lagi dapat berjalan sebagaimana mesti nya. Sementara Emak Ruqoyah juga mengalami sakit di kaki beliau yang membuat kaki Emak menjadi pincang dan kesulitan berjalan. Abah Uci dan Emak hanya bisa berusaha dengan mencari pelepah pohon kelapa dan kemudian di jadikan sapu lidi. Sapu sapu tersebut akan di jajakan berkeliling oleh Emak Ruqoyah. Meskipun sakit di kaki beliau, Emak tetap berusaha berjalan dengan tongkat. Penghasilan yang didapat tak bisa di pastikan, Abah dan Emak hanya berharap ada sapu yang terjual dan mereka bisa makan untuk hari itu. Bahkan rasa sakit pun tak mereka hiraukan, jika terlalu sakit, Abah dan Emak hanya akan meminum parasetamol untuk meredakan sakit. Abah Uci dan Emak Ruqoyah tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana tanpa perabotan yang berfungsi baik. Abah Uci dan Emak Ruqoyah hanya berharap mereka bisa berobat rutin untuk meringankan rasa sakit di kaki mereka berdua. Marilah teman teman PING kita bantu Abah Uci dan Emak Ruqoyah agar beliau bisa hidup nyaman di hari tua beliau berdua. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuabahuci #dhuafa #lansia #cisalak #cianjur #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Tangis bahagia tak terbendung lagi, manakala Aki Uyung dan Istri menerima rejeki yang tak pernah di sangka sebelum nya dan bahkan hilang kekhawatiran beliau karena sakit nya Aki Uyung. Aki Uyung setiap hari berkeliling menjajakan kue rangi. Aki Uyung sebelumnya sakit dan pulang ke kampung, dan beliau terpaksa beristirahat beberapa lama di kampung karena sakit yang lumayan parah. Aki dan Istri sempat khawatir karena tak ada yang mencari nafkah untuk makan sehari hari sepasang lansia itu. Maka ketika bantuan dari teman teman PING datang, hati Aki dan Istri yang sempat diliputi kekhawatiran menjadi lega dan bahagia. Aki dan Istri bisa mempergunakan sembako yang kami berikan. Begitupun uang tunai yang bisa Aki dan istri pergunakan untuk memenuhi keinginan dan harapan beliau. Seuntai kalung emas pun menjadi hadiah yang tak ternilai dari Aki Uyung kepada Istri yang setia pada nya. Kalung emas tersebut semoga bisa menjadi tabungan untuk masa mendatang Aki Uyung dan istri. Aki Uyung dan istri mengucapkan banyak terimakasih dan memanjatkan doa doa tulus memohonkan segala kebaikan untuk teman teman PING semua. Semoga Allah Subhanahu Wa Taa'la senantiasa membukakan pintu pintu rejeki Nya dan memudahkan serta melancarkan kita semua untuk meraihnya . . . #bantuakiuyung #dhuafa #lansia #jatinegara #pulogadung #jakartatimur #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Di sudut kota yang riuh, di bawah langit yang mendung, barisan manusia renta berdiri tertib. Wajah mereka penuh keriput, tubuh mereka ringkih, tapi hati mereka begitu lapang. Mereka adalah saudara-saudara lansia dhuafa, yang meski perut mereka kosong sejak pagi, tetap menunggu giliran dengan kesabaran yang luar biasa. Tidak ada yang saling mendesak, tidak ada yang berebut. Padahal, mereka mungkin sudah lama tak merasakan makanan hangat di meja mereka. Namun, di antara derita, ada adab yang mereka jaga. Mungkin karena usia telah mengajarkan bahwa rezeki selalu cukup bagi yang sabar menunggu. Ketika satu per satu tangan mereka menerima sebungkus snack dan buah, senyum kecil mengembang di bibir. Mata mereka berbinar bukan hanya karena nasi dan lauk yang lezat di Warung Nasi BARU, tapi karena mereka merasakan kasih sayang yang terselip dalam setiap suapan. Betapa indahnya berbagi. Mungkin bagi kita, hanya sepiring makanan. Tapi bagi mereka, itu adalah berkah. Bukan hanya untuk mengisi perut, tapi juga untuk menghangatkan hati yang sering merasa sendiri. Mereka tidak meminta banyak, hanya kepedulian. Dan mungkin, dari tangan kecil yang kita ulurkan hari ini, ada harapan baru yang tumbuh dalam hidup mereka. Karena sejatinya, berbagi bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menghadirkan kembali rasa kemanusiaan di dunia ini. Mari dukung terus Warung Nasi BARU agar semakin banyak saudara dhuafa kita agar semakin banyak yang merasakan lezat nya makanan di warna BARU Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #partnersingoodness #PING #bogor #warungnasiBARUbogor #warungnasiBARU#bayarseribu #seribu#dhuafa#fakirmiskin #megaswara #suryakencana . @partners_in_goodness
Kakek Herman tersenyum cerah, mata tua nya berbinar bahagia manakala kami menyampaikan bantuan dari teman teman PING semua, ke tangan beliau. Separuh kekhawatiran beliau sirna dan hati beliau berubah menjadi lega. Kakek Herman bertahan hidup dengan berjualan cilok keliling. Salah satu kekhawatiran Kakek Herman adalah jika beliau harus keluar dari rumah tetangga beliau karena rumah tersebut laku terjual. Dengan uang tunai yang beliau miliki, Kakek Herman bisa menabung dan jika terjadi, beliau bisa mengontrak dengan tabungan nya tersebut. Ada juga sembako yang bisa beliau pergunakan sehingga beliau tak lagi perlu menahan lapar atau pun Kakek Herman bisa rehat sejenak untuk memulihkan semangat beliau. Kakek Herman berulang kali mengucapkan terimakasih dan memanjatkan doa doa tulus memohonkan segala kebaikan untuk semua teman teman PING yang telah menyayangi beliau. Semoga Allah Subhanahu Wa Taa'la menjadikan kita hamba hamba Nya yang bersyukur dan menambahkan lagi rejeki Nya untuk kita semua. . . . #bantukakekherman #dhuafa #lansia #cibereum #cugenang #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Ketika menua lemah dan sering sakit, terkadang membuat semangat melemah namun hidup tetap harus berjalan dan perjuangan untuk bertahan hidup pun harus di lalui meskipun terasa berat. Abah Usup (80 tahun) dan Umi Fatimah (65 tahun). Kedua nya mencari nafkah dengan mengupas bawang demi bisa makan saja. Abah Usup dan Umi Fatimah sudah tak lagi mampu banyak beraktifitas karena kondisi tubuh yang sering sakit. Abah dan Umi kedua nya merasakan sakit di kaki. Abah Usup juga sudah kesulitan mendengar dan melihat sementara Umi Fatimah mengidap diabetes yang menyebabkan tulang tulang di kaki beliau sakit dan kesulitan berjalan. Setiap pagi, mereka duduk berdampingan di rumah, tangan mereka yang keriput dan gemetar dengan sabar mengupas kulit demi kulit bawang. Setiap karung bawang yang telah dikupas di hargai 22 ribu rupiah namun akan di bayar kan seminggu sekali. Uang tersebut kadang pun tak cukup untuk makan setiap hari. Abah Usup pun masih melakukan pekerjaan lain, membersihkan makam dengan upah 30 ribu rupiah per 3 bulan. Terkadang mereka menyingkirkan rasa malu hanya agar bisa mendapatkan sepiring nasi saja dari tetangga. Karena perih lapar perut terkadang sulit untuk di tahan. Sementara tubuh tua mereka sudah sering kali sakit, terutama di bagian kaki. Walaupun memiliki bpjs namun mereka terkendala ongkos untuk bisa berobat. Abah Usup dan Umi Fatimah hanya berharap bisa makan dengan baik dan berobat dengan rutin untuk menyembuhkan rasa sakit mereka. Marilah teman teman PING kita bantu Abah Usup dan Umi Fatimah agar beliau berdua bisa mewujudkan harapan mereka. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuabahusup #dhuafa #lansia #caringin #ciherang #blandongan #bogor #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Siapapun bisa melihat betapa tubuh Kakek Herno tua dan ringkih. Jemari kaki nya membengkok dan punggung nya membungkuk, namun tanggung jawab beliau sebagai tulang punggung keluarga tetap beliau pikul seberapa pun beratnya. Kakek Herno adalah penjual es cincau keliling. Dengan gerobak tua nya beliau berkeliling menjajakan es cincau buatan nya. Karena raga nya yang menua, kini Kakek Herno lebih banyak mangkal di tempat. Apalagi jika hujan mengguyur, beliau sering kali kesulitan mendapatkan pembeli. Kakek Herno perantau dari Pekalongan, beliau bersama istri tinggal di Ibukota mencoba peruntungan. Ada seorang anak beliau di kampung yang sedang sakit, sehingga Kakek Herno bekerja keras agar dapat mengirim uang untuk makan dan berobat anak nya tersebut. Kakek Herno dan istri tinggal di sebuah kontrakan amat sederhana. Istri Kakek Herno ikut mencari sedikit rupiah agar tetap bisa makan dan membayar kontrakan yang di tinggalinya. Kakek Herno dan istri harus selalu berhemat terutama untuk urusan makan. Bagi mereka makan dengan tahu tempe saja mereka sudah sangat bersyukur. Kakek Herno selalu berdoa agar anak mereka di berikan kesembuhan dan Kakek Herno berharap suatu saat nanti bisa bekerja di rumah saja. Marilah teman teman PING kita bantu Kakek Herno mewujudkan harapan beliau di penghujung usia beliau. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantukakekherno #dhuafa #lansia #kebayoranbaru #cipeteutara #jakartaselatan #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Abah Ahmad berusaha menyelamatkan istri tercinta dari sakit. Beliau berjuang sekuat tenaga, apapun di lakukan agar dapat memperpanjang usia istri nya, bahkan berhutang sekalipun. Namun Allah lebih menyayangi istri beliau, dan meninggalkan Abah Ahmad dengan luka kehilangan dan setumpuk hutang. Abah Ahmad berjualan es bubur sumsum keliling. Sejak pagi Abah Ahmad mempersiapkan jualan nya dan beliau akan mulai berkeliling jam 8 pagi sampai jam 4 sore, beliau akan mendorong gerobak tua nya menyusuri jalanan mencari pembeli meskipun tubuh tua nya terasa lemas dan lelah. Penghasilan yang di dapat beliau belakangan ini berkurang sangat banyak. Mungkin Es Abah Ahmad kalah saing dengan es es kekinian. Penghasilan Abah Ahmad hanya berkisaran 40 ribu rupiah. Uang tersebut hanya cukup untuk makan yang kadang hanya sekali dan membayar uang kontrakan yang terkadang pun beliau cicil. Terkadang beliau memikirkan bagaimana harus membayar hutang yang berjumlah 3 juta rupiah itu, beliau takut tak ada umur sebelum melunasi nya. Istri Abah Ahmad sudah 3 tahun lalu meninggal dunia. Abah kini sendirian berjuang hidup. Terkadang kesepian apalagi di waktu waktu seperti bulan puasa dan lebaran di mana orang orang berkumpul dengan keluarga. Abah Ahmad berharap dan berdoa agar bisa melunasi hutangnya sebelum beliau tutup usia. Hanya itu saja harapan beliau. Marilah teman teman PING kita bantu Abah Ahmad agar beliau bisa mewujudkan keinginan mulia beliau. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuabahahmad #dhuafa #lansia #kebayoranlama #jakartaselatan #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Pernahkah kita merenung, bagaimana setiap kebaikan yang kita lakukan seolah menjadi benih yang tumbuh subur di ladang kehidupan kita? Dalam keheningan, semesta memiliki cara untuk mengembalikan apa yang kita tanam. Kebaikan, sekecil apa pun, tidak pernah hilang; ia berputar, menyeberangi batas waktu, lalu kembali kepada kita dengan cara yang tak terduga. Ketika kita membantu seseorang yang kesulitan, senyum mereka menjadi cahaya kecil yang menenangkan hati kita. Ketika kita memberi tanpa pamrih, rasa lega dan syukur itu justru menjadi kebahagiaan yang tak ternilai. Mungkin kita tidak langsung menyadarinya, tetapi setiap kebaikan menciptakan jejak yang membawa keberkahan bagi hidup kita. Saat dunia terasa berat dan penuh tantangan, kebaikan yang pernah kita tabur akan datang seperti angin sejuk di tengah panas terik. Terkadang, dalam bentuk pertolongan dari seseorang yang tak pernah kita duga, atau mungkin dalam bentuk kekuatan hati yang membuat kita mampu bertahan. Kebaikan bukan hanya tentang memberi kepada orang lain; ia adalah bentuk cinta kepada diri sendiri. Sebab, dengan berbuat baik, kita membangun jembatan antara hati kita dan hati orang lain. Dan di atas jembatan itu, mengalir damai, kebahagiaan, dan harapan yang menyembuhkan. Maka, jangan pernah ragu untuk berbuat baik, meski tak ada yang melihat. Percayalah, kebaikan itu akan kembali kepada kita, dengan cara yang indah dan tak pernah kita sangka. Karena pada akhirnya, kebaikan adalah bahasa cinta yang menjadikan hidup ini lebih bermakna. Seperti hal nya sepiring Nasi dan lauk lezat di Warung Nasi BARU yang selalu bisa memberikan banyak kebaikan untuk semua saudara dhuafa kita dan akan kembali dengan cara yang indah untuk kita sendiri. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #partnersingoodness #PING #bogor #warungnasiBARUbogor #warungnasiBARU#bayarseribu #seribu#dhuafa#fakirmiskin #megaswara #suryakencana . @partners_in_goodness
Hidup sering kali membawa kita pada titik yang terasa gelap dan sunyi. Ada saat-saat di mana perut lapar dan hati gundah menjadi teman sehari-hari. Di tengah perjalanan itu, ada orang-orang yang seolah menjadi cahaya kecil yang membawa harapan. Mereka datang tanpa tanda, hadir tanpa alasan selain untuk berbagi. Berbagi sepiring nasi mungkin tampak sederhana, hanya sepiring makanan yang mengisi perut untuk satu waktu. Tapi, bagi mereka yang sedang terhimpit beban hidup, sepiring nasi adalah lebih dari sekadar makanan. Ia adalah bentuk kasih sayang tanpa pamrih, tanda bahwa masih ada hati yang peduli di dunia ini. Dalam setiap piring nasi yang diberikan, ada harapan yang diselipkan. Harapan bahwa yang menerima dapat kembali berdiri dengan kepala tegak. Harapan bahwa suatu saat, mereka pun akan menjadi tangan yang berbagi, seperti tangan yang telah mengulurkan bantuan kepada mereka. Dan kadang, takdir bekerja dengan cara yang tak pernah kita duga. Di saat seseorang berada di titik paling putus asa, takdir mempertemukan mereka dengan orang baik. Orang baik itu mungkin tidak membawa banyak harta, tapi mereka membawa kehangatan, senyuman, dan secercah cahaya yang menyentuh hati. Barangkali, ini adalah cara semesta mengingatkan kita bahwa di balik kesulitan selalu ada jalan, di balik malam yang kelam selalu ada fajar yang menanti. Takdir indah itu hadir sebagai bukti bahwa kebaikan tidak pernah salah alamat. Ia datang tepat pada waktunya, pada hati yang membutuhkan. Berbagi sepiring nasi di Warung Nasi BARU bukan hanya soal memberi, tetapi tentang menciptakan ruang bagi keajaiban takdir untuk bekerja. Sebuah aksi kecil yang mungkin mengubah hidup seseorang. Karena pada akhirnya, di tengah kesulitan hidup, kita semua adalah alasan bagi seseorang untuk terus berharap. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #partnersingoodness #PING #bogor #warungnasiBARUbogor #warungnasiBARU#bayarseribu #seribu#dhuafa#fakirmiskin #megaswara #suryakencana . @partners_in_goodness
Yang Kakek Supalal jual, es gabus dan agar agar adalah makanan lembut dan sejuk namun kehidupan yang beliau jalani teramat keras dan sulit bahkan di usia beliau yang telah lanjut dan menua. Kakek Supalal setiap hari berjualan Es Gabus dan Agar agar untuk tetap bertahan hidup. Bertahan hidup itulah kata yang sesuai untuk Kakek Supalal, karena di balik usaha beliau yang keras, pendapatan nya amat sangat kurang untuk bisa membiayai hidup beliau. Kakek Supalal paling banyak bisa mendapatkan 50 ribu rupiah namun itu belum beliau sisihkan untuk modal berjualan kembali. Maka makanan yang paling istimewa yang bisa terhidang di rumah beliau hanya nasi berlauk tempe atau tahu. Sementara kebutuhan hidup bukan hanya makan, seperti listrik atau obat ketika sakit sering kali Kakek bersusah payah mendapatkan nya. Kakek Supalal sering kali hanya mampu makan sekali sehari. Beliau sering menahan perih lapar di bawah sengatan matahari ketika berjualan. Bagi Kakek Supalal perih nya lapar sudah menjadi sahabat akrab yang menemani nya berdagang setiap hari. Bahkan kaki yang yang telah membengkok dan sering kali sakit pun, beliau abaikan dan tetap berjualan setiap hari nya. Kakek Supalal tidak berjuang sendiri, istri beliau juga masih menjadi kuli cuci gosok di rumah rumah orang meskipun raga nya telah menua. Karena selain makan, ada kebutuhan lain yang juga sulit untuk sepasang lansia ini penuhi kecuali mereka bekerja keras. Kakek Supalal berharap suatu hari nanti bisa usaha tanpa harus berkeliling jauh dan beristirahat di masa tua nya. Marilah teman teman PING kita bantu Kakek Supalal mewujudkan impian masa tua nya. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantukakeksupalal #dhuafa #lansia #srengsengsawah #jakartaselatan #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Meski langkah nya yang tertatih menahan beban pasir sungai di pundak nya, harus tetap beliau jalani, tak ada jalan lain untuk mencari sesuap nasi. Bukan kiasan namun kenyataan, perjuangan berat mencari makan seorang lansia seperti Kakek Tahih. Kakek Tahih bertahan hidup dengan bekerja mencari pasir di sungai atau menjadi kuli panggul di pasar. Pasir yang beliau cari di sungai yang licin dan berbatu, akan beliau kumpulkan dan akan beliau jual seharga 8 ribu rupiah perkarung nya. Hanya saja sudah 10 karung beliau kumpulkan namun belum ada yang mau membeli pasir pasir beliau. Jadi sering kali pula Kakek Tahih memcoba peruntungan dengan menjadi kuli panggul di pasar. Paling besar beliau bisa membawa pulang uang 25 ribu rupiah jika banyak yang memakai jasa beliau. Uang tersebut hanya akan beliau pergunakan untuk makan saja. Namun terkadang Kakek Tahih sering menahan lapar juga karena tak ada uang untuk membeli makan. Kakek Tahih hidup seorang diri, tanpa tempat tinggal. Beliau tidur di teras rumah orang lain. Bahkan Kakek Tahih tak memiliki baju yang layak. Beliau hanya punya 3 potong pakaian saja. Sebenarnya raga tua beliau tak lagi kuat mencari pasir di sungai. Beliau berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih ringan dan satu lagi harapan beliau yaitu memiliki tempat tinggal yang layak agar beliau bisa hidup lebih baik. Marilah teman teman PING kita bantu Kakek Tahih agar beliau bisa memiliki kehidupan yang lebih layak lagi. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantukakektahih #dhuafa #lansia #kebonjukud #kampunglabiran #bogor #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Bagi Abah Harun bahkan sekedar melanjutkan hidup saja sudah perjuangan yang sangat keras, mengabaikan sakit di tubuh nya dan pengelihatan yang semakin kabur, demi mendapatkan rupiah yang bahkan tak cukup untuk membeli sebungkus nasi. Abah Harun berkeliling berjualan perabotan dengan gerobak kecil nya. Untuk mendapatkan 20 ribu rupiah saja, Abah Harun harus berkeliling menjajakan perabotan nya dan berjalan berkilo kilo meter. Padahal penglihatan Abah Harun sudah kabur sehingga beliau berjalan pelan sambil meraba jalanan. Uang yang beliau dapat hanya cukup untuk makan. Namun beberapa hari belakang semenjak hujan sering turun, Abah Harun hanya bisa mendapatkan 5 ribu rupiah saja. Uang itu beliau belikan roti manis hanya agar ada yang masuk dan meredam perih nya lapar di perut tua beliau. Abah Harun tinggal di sebuah rumah milik saudara beliau, rumah sangat sederhana banjir dan bocor di sana sini. Karena nya kadang beliau tak hanya melawan lapar namun juga harus menahan dingin di tengah lapar perut nya. Abah Harun tinggal sendirian semenjak istri beliau meninggal beberapa tahun lalu, ini yang membuat beliau bersedih dan lebih memilih berada di rumah saat hari raya. Abah Harun hanya ingin bisa fokus beribadah dengan tenang dan mendoakan istri beliau tanpa harus khawatir akan makan apa besok. Marilah teman-teman PING kita bantu wujudkan keinginan sederhana Abah Harun. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuabahharun #dhuafa #lansia #kampungbaru #pamoyanan #cianjur #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness
Sosok tegar pejuang nafkah yang bahu nya telah membungkuk dan jalan nya tertatih tak menghalangi beliau untuk terus berjualan mencari nafkah ketimbang mengemis. Abah Nanta lansia yang masih berjuang bertahan hidup di penghujung usia beliau. Abah Nanta berjuang mencari nafkah dengan berjualan es cendol keliling. Dengan gerobak tua nya Abah Nanta berkeliling mengais rejeki berjualan es cendol. Pendengaran beliau yang telah melemah, membuat beliau sering kali melewatkan pembeli. Mungkin itulah salah satu penyebab beliau sering kali pulang dengan banyak tersisa cendol buatan nya. Abah Nanta biasa berjualan dengan sangat seadanya, bahkan pakaian beliau yang beliau pakai untuk berjualan pun banyak bolong nya disana sini. Jangakan untuk membeli pakaian, makan secara layak saja Abah Nanta harus berjuang keras dan mengesampingkan raga nya yang telah menua, sering sakit dan cepat lelah. Bagi Abah ada dua momen yang sering kali menghadirkan duka, ketika hujan dan es cendol nya tak laku terjual dan ketika bulan ramadhan yang harus beliau lewatkan sendiri saja, karena istri beliau telah lama meninggal dunia. Abah Nanta hanya berharap suatu saat bisa di permudah mencari nafkah tanpa harus berkeliling dan beliau memiliki keinginan makan nasi uduk dengan lauk yang lezat. Marilah teman teman PING kita bantu Abah Nanta agar beliau bisa mengecap manis nya bahagia di hari tua nya. Salurkan donasi terbaikmu melalui rek yang ada di bio ya 🙏 . . . #bantuabahnanta #dhuafa #lansia #karajan #batujaya #karawang #jawabarat #partnersingoodness . @partners_in_goodness